Fast Blinking Hello Kitty Cahaya Sains: Metabolit Sekunder Bunga Kantil (Cempaka Putih)

Kamis, 18 Desember 2014

Metabolit Sekunder Bunga Kantil (Cempaka Putih)


Gambar 1. Bunga Cempaka Putih (Michelia alba)

1.      Klasifikasi Ilmiah Tanaman Cempaka Putih
Kingdom              : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom         : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi         : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi                    : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas                    : Magnoliopsida (dikotil)
Sub Kelas             : Magnoliidae
Ordo                     : Magnoliales
Famili                   : Magnoliaceae
Genus                   : Michelia
Spesies                 : Michelia alba DC.

2.      Bagian Tanaman Cempaka Putih
Kantil (Cempaka Putih) merupakan tanaman yang mempunyai bunga berwarna putih dan berbau harum dengan tinggi pohon mencapai 30 meter. Bunga kantil yang mempunyai nama latin Michelia alba dan masih berkerabat dekat dengan bunga jeumpa (cempaka kuning) ini merupakan tanaman khas (fauna identitas) provinsi Jawa Tengah.
Tanaman kantil mempunyai beberapa nama lokal di berbagai daerah di Indonesia. Nama-nama lokal tersebut diantaranya adalah cempaka putih, kantil (Jawa), cempaka bodas (Sunda), campaka (Madura), jeumpa gadeng (Aceh), campaka putieh (Minangkabau), sampaka mopusi (Mongondow), bunga eja kebo (Makasar), bunga eja mapute (Bugis), capaka bobudo (Ternate), capaka bobulo (Tidore).
Dalam bahasa Inggris, fauna identitas Jawa Tengah ini disebut White champaca. Di Filipina tanaman ini dikenal sebagai Tsampakang puti. Dalam bahasa ilmiah (latin) bunga kantil disebut sebagai Michelia alba yang bersinonim dengan Michelia longifolia (Blume).
Pohon kantil mempunyai tinggi yang mampu mencapai 30 meter dan mempunyai batang yang berkayu. Pada ranting-ranting pohon cempaka putih biasanya ditumbuhi bulu-bulu halus berwarna keabu-abuan.
Daun kantil (cempaka putih) tunggal berbentuk bulat telur dan berwarna hijau. Tangkai daun lumayan panjang, mencapai hampir separo panjang daunnya. Kantil (Michelia alba) mempunyai bunga berwarna putih yang mempunyai bau harum yang khas. Tanaman yang dimitoskan sebagai rumah kuntilanak ini jarang ditemukan mempunyai buah karena itu perbanyakan dilakukan secara vegetatif.

3.      Fungsi Tanaman Cempaka Putih
Secara medis, bunga, batang, daun kantil (Michelia alba) mengandung alkaloid mikelarbina dan liriodenina yang mempunyai khasiat sebagai ekspektoran dan diuretik. Karena kandungan yang dipunyainya, kantil dipercaya dapat menjadi obat alternatif bagi berbagai penyakit seperti bronkhitis, batuk, demam, keputihan, radang, prostata, infeksi saluran kemih, dan sulit kencing.
Bunga cempaka putih cukup dikenal di kalangan masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang menggunakan bunga cempaka putih sebagai campuran lulur yang berkhasiat untuk mencegah penuaan dini. Di samping itu, tanaman cempaka putih dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit, diantaranya keputihan dan infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh jamur.
Sayangnya khasiat yang dipunyai oleh bunga cempaka putih ini belum tereksplorasi secara maksimal. Sehingga meski saat ini mulai ada yang berusaha membudidayakan tanaman ini tetapi pemanfaatannya lebih banyak untuk acara-acara spiritual dan tradisi.
Tanaman cempaka putih (Michelia alba) tergolong dalam famili Magnoliaceae yang hampir seluruh bagian tanaman seperti kulit kayu, daun, dan bunga dapat dimanfaatkan sebagai obat, seperti obat demam, haid tidak teratur, bronkhitis, batuk, keputihan, radang, infeksi saluran kemih, dan kencing sedikit. Disamping itu, ketiga bagian tanaman ini juga berkhasiat sebagai ekspektoran dan bersifat diuretik sehingga dapat memecah batu ginjal, serta mencegah dan menyembuhkan bau mulut.
Manfaat bagian tanaman Kenanga:
A.    Bunga, dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit:
1.      Bronkhitis
2.      Batuk
3.      Demam
4.      Keputihan
5.      Radang
6.      Prostata

B.     Daun, dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit:
1.      Bronkhitis
2.      Infeksi saluran kemih
3.      Kencing sedikit.
C.     Akar, dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit:
1.      Infeksi saluran kemih.

4.      Kandungan Metabolit Sekunder Tanaman Cempaka Putih
Bunga cempaka putih mengandung 0,2 % minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan (Heyne, 1987). Minyak atsiri dari bunga cempaka putih sangat mudah rusak oleh pemanasan dengan uap air, maka proses isolasi minyak dari bunga dilakukan dengan metode ekstraksi menggunakan pelarut organik yang mudah menguap seperti petroleum eter (Anonim b, 2008). Minyak atsiri bunga cempaka putih mengandung fenol, sineol, eugenol, bensilaldehida, dan feniletilalkohol. Selain mengandung minyak atsiri yang terdapat pada bunga, seluruh tanaman cempaka putih (Michelia alba) juga mengandung alkaloid, flavonoid, dan saponin. Kandungan metabolit sekunder ini tersebar mulai dari akar, daun, dan kulit kayu (Anonim, 2007).
Minyak atisiri merupakan minyak yang mudah menguap yang akhir-akhir ini menarik perhatian dunia, hal ini disebabkan minyak atsiri dari beberapa tanaman bersifat biologis seperti antibakteri dan antijamur (Elistina, 2005). Minyak atsiri pada umumnya dibagi menjadi dua komponen yaitu golongan hidrokarbon dan hidrokarbon teroksigenasi (Robinson. 1991). Menurut Heyne (1987) senyawa turunan hidrokarbon teroksigenasi (fenol) memiliki daya antibakteri yang kuat. Senyawa fenol cenderung mudah larut dalam air dan pelarut semipolar karena pada umumnya fenol seringkali berikatan dengan gula sebagai glikosida (Harbone, 1987). Murniana (2007) melaporkan bahwa ekstrak kental dan fraksi-fraksi n-heksana dari bunga cempaka putih menunjukkan aktivitas antimikrobial yang kuat terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.

1.    Senyawa atsiri bunga cempaka putih (Michelia alba) tidak mampu menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans pada konsentrasi 1000 ppm. Akan tetapi, ekstrak n- heksana yang mengandung flavonoid dan triterpenoid yang tidak atsiri dari bunga cempaka putih memiliki aktivitas antioksidan yang besar pada menit ke-60 yaitu sebesar 79,14%. 
2.  Hasil analisis GC-MS menunjukkan bahwa senyawa atsiri bunga cempaka putih mengandung 6 komponen mayor, antara lain 5-(2-propenil)-1,3-Benzioxola; 1-etenil-1methil-2,4-bis (1-metiletenil) Sikloheksana; 3-metil-,2-feniletil Butanoat 9,12-oktadekadienoat; Trikosana; dan Pentaoksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar