BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Spageti dibuat dengan
menggunakan terigu sebagai bahan utama. Terigu mengandung gluten, yaitu protein
yang membuat adonan menjadi elastis dan memungkinkan untuk mengembang. Sajian
spageti yang diinginkan adalah tidak mudah putus saat dimakan. Ketika hendak
disajikan, spageti direbus dalam air. Pada saat ini, air diabsorbsi oleh
spageti. Kondisi fisis pengolahan ini (misalnya volume air, suhu air, lama
perebusan, lama proses idle antara pengolahan dan penyajian) mungkin
berpengaruh terhadap elastisitas spageti. Dalam praktikum yang akan dilakukan
kali ini, kami menggunakan lama proses idle
atau proses penirisan antara pengolahan dan penyajian spageti sebagai pengaruh
elastisitas spageti. Spageti mempunyai
elastisitas yang mempunyai batas elastisitas itu sendiri. Artinya, spageti bisa
putus ketika spageti tersebut ditarik secara terus menerus atau disebut titik
patah.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas kami merumuskan sebuah masalah yaitu bagaimana pengaruh lama
proses idle antara pengolahan dan
penyajian terhadap elastisitas spageti?
C.
Tujuan Percobaan
Berdasarkan rumusan
masalah di atas tujuan percobaan atau eksperimen ini adalah mengidentifikasi
pengaruh lama proses idle antara
pengolahan dan penyajian terhadap elastisitas spageti.
D.
Hipotesis
Semakin
lama proses idle antara pengolahan
dan penyajian, maka elastisitas spageti semakin berkurang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar